SMP Islam Terpadu Assa’adah Al-Chilashiyyah kembali menggelar kegiatan Peringatan Hari Santri Nasional, pada Rabu, 22 Oktober 2025, bertempat di aula utama sekolah.
Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai ini dihadiri oleh seluruh dewan guru, staf, serta para santri dari jenjang TKIT dan SMPIT Assa’adah Al-Chilashiyyah, juga dihadiri oleh sebagian orang tua dan komite.
Dengan tema besar “Meneguhkan Jati Diri Santri: Berilmu, Beradab, dan Berjiwa Pejuang,” kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai keislaman, semangat cinta tanah air, dan keteladanan akhlak dalam diri para santri.
Rangkaian Acara Penuh Makna
Acara dibuka dengan pembacaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dibacakan secara bersama-sama dipimpin oleh Ust. Riza Syauqi Guru PAI, Syifullah, Arsyad Iqbal Fauzan, Evan Riziq Buchori, dan M. Syiekar Chilashi dan ditutup doa maulid oleh Kepala Sekolah Ust. Ahmad Bahroini.
Setelah pembacaan Maulid Nabi, Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Syiekar Chilashi.
Pembukaan acara diawali dengan lantunan yang membawa suasana haru dan khusyuk, menumbuhkan kembali cinta yang bertambah kepada Qur'an dan suasana penuh kerinduan kepada baginda Rasulullah SAW di hati seluruh peserta.
Setelah pembacaan maulid dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah, Ustadz Ahmad Bahroini, yang dalam pesannya menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi momentum bersama tidak hanya untuk santri tapi untuk seluruh generasi, maka setiap tahun kegiatan Hari Santri sudah rutin dilaksanakan di Assa'adah Alchilashiyyah, dengan harapan agar acara ini dapat meneguhkan kembali jati diri generasi bangsa yang berilmu, beradab, dan berjiwa pejuang seperti halnya para Santri sebagai generasi penjaga Bangsa sesuai dalam fakta sejarah. Dan alhamdulillah hal ini sudah menjadi karakter dalam sekolah SMPIT Assa'adah Alchilashiyyah yang insya Allah menjadi sekolah yang SIAP membangun generasi Sholeh, Ilmu, Amal dan Prestasi.
“Santri sejati bukan hanya pandai membaca kitab, tetapi mampu membaca zaman. Santri bukan hanya hafal dalil, tetapi hidup dengan nilai.
Jadilah santri yang menjaga adab kepada guru, hormat kepada orang tua, dan rendah hati kepada sesama,” ujar beliau dengan penuh kelembutan.
Penampilan Santri TKIT hingga SMPIT
Acara semakin semarak dengan penampilan dari para siswa SMPIT yang menampilkan nasyid islami dan lagu Hari Santri Nasional, dan penampilan TKIT dengan pembacaan Ayat-ayat quran dan hafalan-hafalan yang sudah diajarkan oleh guru-guru.
Ceramah dan Motivasi dari KH. Muchlis As'ad
Puncak acara diisi dengan ceramah dan motivasi dari KH. Muchlis, selaku Ketua dan Guru Besar Yayasan Assa’adah Al-Chilashiyyah.
Dengan gaya tutur yang teduh namun sarat makna, beliau berbagi kisah perjalanan hidupnya sebagai seorang santri selama 18 tahun — masa panjang yang penuh perjuangan, kesabaran, dan pengorbanan.
Beliau menggambarkan perbedaan kondisi antara santri masa lalu dan santri zaman sekarang.
Dulu, kehidupan santri di pesantren serba terbatas — makan seadanya, tidur di lantai beralas tikar, belajar dengan penerangan lampu seadanya.
Namun, semua itu melahirkan jiwa yang kuat, rendah hati, dan ikhlas berjuang di jalan ilmu.
“Santri itu bukan diukur dari kemewahan tempat tidurnya,
tapi dari kekuatan jiwanya dalam menuntut ilmu dan melawan hawa nafsu,” ujar beliau dengan suara bergetar mengenang masa-masa perjuangan itu.
Dalam ceramahnya, KH. Muchlis juga menjelaskan makna kata SANTRI secara akrostik dalam huruf Arab, yang beliau uraikan dengan penuh makna:
Sulk, yaitu perjalanan spiritual dan adab perilaku.
Niyyah, niat yang ikhlas karena Allah dalam setiap amal.
Ta‘allum, semangat belajar dan ketakwaan.
Ridha, mencari ridha Allah dan ridha guru.
Beliau menegaskan bahwa santri sejati adalah mereka yang menghimpun keempat makna ini dalam kehidupan sehari-hari — berakhlak dalam suluknya, lurus dalam niatnya, tekun dalam belajarnya, dan ikhlas dalam pengabdiannya.
“Kalau empat huruf ini hidup dalam diri seorang santri,” pesan beliau,
“maka ia tidak hanya akan menjadi orang berilmu, tetapi juga orang yang bermanfaat, beradab, dan diridhai Allah serta gurunya.”
Penutup
Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Kyai Muchlis As'ad dan disertai pembacaan kalimat tauhid.
Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di SMPIT Assa’adah Al-Chilashiyyah bukan hanya menjadi acara tahunan, tetapi menjadi pengingat ruh perjuangan para ulama dan santri terdahulu.
Melalui ilmu, adab, dan perjuangan, para santri diharapkan menjadi penerus yang membawa cahaya Islam ke tengah masyarakat dengan keteladanan dan kasih sayang.
“Dari santri untuk negeri.
Dari ilmu menuju cahaya.
Dari adab menuju kemuliaan.”










Komentar