Membentuk Karakter Sholeh Sejak Dini

Akhlak mulia adalah fondasi dari segala ilmu.

Setiap orang tua dan pendidik tentu menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sholeh, berakhlak baik, dan bermanfaat bagi sesama. Namun, karakter sholeh tidak terbentuk secara instan. Ia adalah hasil dari proses panjang — pembiasaan, keteladanan, serta bimbingan yang berkesinambungan antara rumah dan sekolah.

Makna Sholeh dalam Pendidikan Islam

Kata sholeh berasal dari akar kata ?-l-? yang berarti baik, benar, dan sesuai. Dalam konteks pendidikan Islam, sholeh bukan hanya berarti rajin ibadah, tetapi juga mencakup keseimbangan antara iman, akhlak, dan amal.
Rasulullah ? bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)

Maka, tujuan pendidikan Islam bukan hanya mencetak generasi cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk manusia yang memiliki kecerdasan hati dan akhlak Qur’ani.

Peran Sekolah dalam Membentuk Karakter Sholeh

Di SMP Islam Terpadu Assa’adah Alchilashiyyah, pembentukan karakter sholeh menjadi pondasi utama dari seluruh kegiatan pembelajaran. Sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aktivitas harian siswa.

Beberapa pembiasaan yang menjadi ciri khas kami antara lain:

  1. Shalat berjamaah dan doa bersama, untuk menanamkan kedisiplinan spiritual.

  2. Tilawah dan tadabbur Al-Qur’an setiap pagi, agar siswa memulai hari dengan kalimat Allah.

  3. Pembiasaan adab Islami, seperti salam, senyum, sopan santun, dan menghormati guru serta teman.

  4. Kegiatan mentoring dan pembinaan karakter, di mana siswa dibimbing untuk memahami makna iman, ihsan, dan tanggung jawab.

Kegiatan-kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sarana pembentukan kepribadian Islami agar setiap siswa tumbuh menjadi generasi beriman, beradab, dan cinta pada kebaikan.

Sinergi Sekolah dan Orang Tua

Karakter sholeh tidak bisa dibangun oleh sekolah saja. Diperlukan sinergi antara pendidikan rumah dan sekolah. Keteladanan orang tua di rumah, serta perhatian terhadap pembiasaan ibadah anak, menjadi kunci keberhasilan.
Sekolah berperan sebagai mitra, bukan pengganti keluarga. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara guru dan orang tua menjadi hal yang kami jaga melalui berbagai forum seperti pertemuan wali murid, kegiatan parenting, dan konsultasi pembinaan karakter siswa.

Hasil dari Pembiasaan Kebaikan

Anak yang terbiasa berbuat baik akan menjadikan kebaikan itu sebagai bagian dari dirinya. Dengan pembiasaan ibadah, disiplin, dan adab Islami, siswa belajar mengenal Allah, menghargai orang lain, serta memahami makna kehidupan.
Karakter sholeh inilah yang akan menjadi pondasi kuat bagi mereka untuk menuntut ilmu, beramal, dan berprestasi di masa depan.

Penutup

Membentuk karakter sholeh bukan sekadar tujuan pendidikan, tetapi juga misi dakwah.
Di SMPIT Assa’adah Alchilashiyyah, kami percaya bahwa keshalihan adalah kunci dari segala keberkahan. Ketika anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh nilai iman dan kasih sayang, maka insya Allah mereka akan menjadi generasi SIAP — Sholeh, Ilmu, Amal, dan Prestasi.

“Barang siapa menanam kebaikan, maka Allah akan menumbuhkan hasil yang lebih baik darinya.”
(QS. Al-Baqarah: 261)


Penulis:
Ustadz Ahmad Bahroini, S.Pd.I
Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Assa’adah Alchilashiyyah
https://smpitaschi.sch.id

Komentar